Dikotil Vs Monokotil: Apa Bedanya Pertumbuhannya?
Hey guys, pernah gak sih kalian kepikiran kenapa tanaman di sekitar kita itu beda-beda bentuknya? Nah, salah satu perbedaan mendasar itu ada pada jenis tanamannya, yaitu dikotil dan monokotil. Dari biji aja udah beda, apalagi pertumbuhannya! Yuk, kita bahas tuntas perbedaan pertumbuhan dikotil dan monokotil biar makin paham!
Apa Itu Dikotil dan Monokotil?
Sebelum kita masuk ke perbedaan pertumbuhannya, kenalan dulu yuk sama dikotil dan monokotil. Secara sederhana, dikotil adalah tumbuhan yang punya dua daun lembaga atau kotiledon saat masih berupa biji. Contohnya? Kacang-kacangan, mangga, jambu, dan banyak lagi. Sementara itu, monokotil adalah tumbuhan yang hanya punya satu daun lembaga. Contohnya padi, jagung, pisang, dan semua jenis rumput-rumputan.
Perbedaan jumlah kotiledon ini ternyata berdampak besar pada struktur dan pertumbuhan tanaman selanjutnya. Mulai dari akar, batang, daun, sampai bunganya, semua punya ciri khas masing-masing yang membedakan dikotil dan monokotil.
Perbedaan Pertumbuhan Dikotil dan Monokotil
Nah, sekarang kita fokus ke perbedaan pertumbuhannya, ya. Ini nih yang paling seru dan penting untuk dipahami:
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang bikin tanaman jadi tinggi dan akarnya jadi panjang. Pertumbuhan ini terjadi di semua tumbuhan, baik dikotil maupun monokotil. Titik tumbuhnya ada di ujung akar dan ujung batang, yang disebut meristem apikal. Sel-sel di meristem apikal ini terus membelah dan memanjang, sehingga tanaman bisa tumbuh ke atas dan ke bawah.
Pada dikotil, pertumbuhan primer ini menghasilkan batang yang relatif kuat dan kokoh. Sementara pada monokotil, batangnya cenderung lebih lunak dan tidak bercabang. Tapi, ada juga lho dikotil yang batangnya lunak, begitu juga monokotil yang batangnya keras. Jadi, jangan terpaku pada contoh-contoh yang sering kita lihat, ya.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder ini nih yang bikin batang tanaman jadi besar dan berkayu. Pertumbuhan ini cuma terjadi pada dikotil. Kenapa? Karena dikotil punya kambium, yaitu lapisan sel yang aktif membelah dan menghasilkan jaringan pembuluh baru (xilem dan floem). Xilem ini yang nantinya jadi kayu, sementara floem jadi kulit kayu.
Kambium ini terletak di antara xilem dan floem. Setiap tahun, kambium akan membentuk lapisan xilem baru ke arah dalam dan lapisan floem baru ke arah luar. Nah, lapisan xilem inilah yang kita lihat sebagai lingkaran tahun pada batang pohon. Jadi, kalau kita tebang pohon dan lihat ada lingkaran-lingkaran di batangnya, itu adalah bukti pertumbuhan sekunder.
Monokotil gak punya kambium, jadi batangnya gak bisa membesar dan berkayu. Makanya, pohon kelapa atau pohon palem itu batangnya segitu-segitu aja dari bawah sampai atas. Gak ada lingkaran tahunnya juga, karena gak ada pertumbuhan sekunder.
3. Arah Pertumbuhan
Arah pertumbuhan dikotil dan monokotil juga beda, lho. Dikotil cenderung tumbuh ke samping, membentuk cabang dan ranting. Sementara monokotil cenderung tumbuh lurus ke atas, tanpa banyak cabang. Tapi, ini juga gak mutlak ya, guys. Ada juga dikotil yang tumbuh lurus ke atas, dan monokotil yang punya sedikit cabang.
4. Struktur Batang
Struktur batang dikotil dan monokotil juga beda banget. Pada dikotil, berkas pembuluh (xilem dan floem) tersusun rapi dalam lingkaran. Ada kambium di antara xilem dan floem, yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan sekunder. Sementara pada monokotil, berkas pembuluhnya tersebar acak di seluruh batang. Gak ada kambiumnya juga, makanya gak bisa tumbuh membesar.
5. Sistem Perakaran
Sistem perakaran dikotil biasanya berupa akar tunggang, yaitu ada satu akar utama yang besar dan kuat, dengan cabang-cabang akar yang lebih kecil. Akar tunggang ini bisa menembus tanah lebih dalam, sehingga tanaman dikotil lebih tahan terhadap kekeringan. Sementara sistem perakaran monokotil biasanya berupa akar serabut, yaitu banyak akar kecil yang tumbuh dari pangkal batang. Akar serabut ini gak bisa menembus tanah terlalu dalam, jadi tanaman monokotil lebih rentan terhadap kekeringan.
6. Pertumbuhan Daun
Pertumbuhan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil juga berbeda. Pada tumbuhan dikotil, daun tumbuh dari tunas samping yang terdapat di ketiak daun. Pertumbuhan daun ini memungkinkan tumbuhan dikotil memiliki banyak cabang dan ranting. Sementara itu, pada tumbuhan monokotil, daun tumbuh dari meristem interkalar yang terletak di pangkal daun. Pertumbuhan daun ini menyebabkan daun tumbuhan monokotil tumbuh memanjang dari pangkalnya.
Tabel Perbedaan Pertumbuhan Dikotil dan Monokotil
Biar lebih gampang, nih aku bikinin tabel perbedaan pertumbuhan dikotil dan monokotil:
| Fitur | Dikotil | Monokotil |
|---|---|---|
| Pertumbuhan Sekunder | Ada (batang membesar dan berkayu) | Tidak ada (batang tidak membesar dan tidak berkayu) |
| Arah Pertumbuhan | Cenderung ke samping (bercabang) | Cenderung lurus ke atas (tidak bercabang) |
| Struktur Batang | Berkas pembuluh tersusun rapi dalam lingkaran | Berkas pembuluh tersebar acak |
| Sistem Perakaran | Akar tunggang | Akar serabut |
Contoh Tanaman Dikotil dan Monokotil
Biar makin kebayang, ini beberapa contoh tanaman dikotil dan monokotil yang sering kita jumpai:
- Dikotil: Mangga, jambu, kacang tanah, cabai, tomat, mawar, melati.
- Monokotil: Padi, jagung, pisang, kelapa, rumput, anggrek.
Kesimpulan
Nah, itu dia perbedaan pertumbuhan dikotil dan monokotil. Jadi, sekarang kalian udah tau kan kenapa pohon mangga bisa gede banget batangnya, sementara pohon pisang batangnya segitu-segitu aja? Semua itu karena perbedaan struktur dan mekanisme pertumbuhannya.
Semoga artikel ini bermanfaat ya, guys! Jangan lupa, belajar biologi itu seru banget kalau kita mau memperhatikan hal-hal kecil di sekitar kita. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!